Sabtu, 02 Mei 2020

Menghadirkan Sholat Sebagai Kebutuhan Hidup ; Resensi Buku


*Resensi Buku

Judul Buku : "Menghadirkan Sholat Sebagai Kebutuhan Hidup "*

Karya        : Muhammad Luthfi Ghozali
Penerbit   : Abshor, 2017. Semarang
Halaman  : xii + 259. 14x 20
Peresensi : Verri JP
Berat        : 350 gram
Harga       : Rp 75.000,- Belum ongkir
Kondisi    : Baru dari Penerbit langsung.
Perihal     : Agama Islam.
PIC           : 08111494599

Sudah banyak buku yang diterbitkan mengenai tuntunan shalat dilengkapi dengan hikmah yang dikandungnya, namun  buku "Menghadirkan Sholat sebagai Kebutuhan Hidup",  mengupas dari sisi yang berbeda. Yakni, bagaimana layaknya makan dan minum, shalat itu dilaksanakan bagai orang merasa nikmat saat melakukan, bukan setelah melakukannya.

Dalam prakteknya kita selalu terburu-buru saat shalat dan usai sholat hati merasa puas dan plong. Karena kita menganggap sholat adalah kewajiban hidup.

Diatas adalah perbedaan melakukan sholat sebagai kebutuhan hidup dibandingkan sebagai kewajiban hidup.

Saat sholat kita harus senang karena melakukan ibadah sholat itu bagaikan orang bertemu dengan sang kekasih, karena melakukan shalat, adalah perjumpaan dan komunikasi dengan Allah swt yang paling dicintai dan dimuliakan.

Sang penulis bukunya adalah  Muhammad Luthfi Ghozali, berharap bila pembaca  sudah membaca dan mempraktekkan buku tersebut,  diharapkan akan  bisa sholat khusyu (dipaparkan pada bab terakhir) dan bisa mengajarkan anak  dengan menasehatinya secara bathiniah.

Dalam sholat sehari semalamnya  kita mengucapkan "Allahu Akbar" beberapa kali. Secara teori, apa yang dilakukan berulang-ulang bisa membentuk karakter. Jika takbir itu membuahkan karakter dalam jiwa kita, bahwa Allah adalah Dzat yang Besar, tiada kebesaran yang menandingi kebesaran-Nya, maka tentunya yang selain Allah menjadi kecil di dalam hati kita.
Yang selain Allah itu bisa apa saja, misal kebutuhan hidup kita yang mendesak, pemasukan dan pengeluaran yang tidak seimbang, terlebih kalau memikirkan masa depan anak-anak yang kebutuhan hidupnya tidak semakin kecil tapi semakin besar, belum lagi kalau sedang menghadapi masalah hidup yang menghimpit perasaan, semua itu bila dihadapkan Allah yang Besar dalam hati kita, mestinya menjadi kecil.
Tapi kenyataannya tidak demikian, terkadang gara-gara belum bisa membayar kredit motor saja kita jadi pusing tujuh keliling, padahal Allah Maujud di dalam kehidupan kita, Allahu Akbar itu selalu kita lafalkan dengan lisan kita, mengapa kebesaran Allah itu belum mampu menjawab masalah hidup yang sedang kita hadapi?

Masalah hidup itu pasti ada, karena hidup ini memang isinya masalah, namun yang penting adalah bagaimana hati kita menghadapinya. Jika Allah Besar di dalam hati kita seperti "Allahu Akbar" yang setiap saat kita lafalkan dalam sholat kita, tentunya masalah itu menjadi kecil sehingga tidak memberatkan perasaan kita.

Disini kita bisa menemukan benang merahnya, bahwa bukan lisan kita yang salah dalam bertakbir, bukan punggung kita yang salah dalam rukuk dan sujud, bukan kepala kita yang salah saat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan berucap salam, namun kita perlu bertanya kepada hati kita, sedang pergi kemana dia saat badan kita menyembah Allah?

Mungkin dia sedang mencari uang di pasar, coba kita bertanya kepadanya. Seandainya kita dikasih uang 100 juta misalnya, tapi kita disuruh rukuk dan sujud kepada pohon beringin tua di alun-alun kota atau disuruh menyembah berhala, kira-kira dia mau tidak menerimanya ?

Bahkan meski dikasih uang satu milyar sekalipun untuk murtad dan meninggalkan aqidah kita, tentunya kita tidak mau menerimanya. Mengapa hati kita suka bepergian kemana-mana saat badan kita menyembah tuhannya ?

Apakah memang ada berhala-berhala yang tersembunyi di dalam hati, sehingga hati kita lalai saat badan kita menghadap kepada-Nya ?

Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas mewakili pertanyaan Anda, maka dalam buku "Menghadirkan Shalat sebagai kebutuhan hidup"  tersebut Anda akan menemukan jawabannya.

Ibadah sholat merupakan tolak ukur dari amalan lainnya. Jika sholat rusak maka akan rusak pula  amalan lainnya. Itulah penegasan  Rasulullah Saw dalam salah satu hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani.

Buku "Menghadirkan sholat sebagai kebutuhan hidup" adalah merupakan salah satu hikmah Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW dalam perspektif ilmu thariqah.

Rasul SAW sendiri bersabda dalam sebuah hadisnya, bahwa  "Shalat adalah mi'rajnya orang mukmin" yaitu naiknya jiwa (mi'raj) meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik manusia menuju  ke hadirat Allah Yang Maha Tinggi.

Ibadah shalat menjadikan pelakunya selalu ingat kepada Allah dan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Di dalam beribadah sholat seseorang itu berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt, dan dengan berserah diri itu akan terasa ringan dalam menghadapi problema hidup dan kita akan merasa tenang, serta, tenteram, bebas dari keresahan dan kegelisahan. Mungkin itu yang dimaksud sebagai kebutuhan hidup oleh M. Luthfi Ghozali.

Kita patut menyambut gembira terbitnya buku yang disusun  dengan bahasa sederhana, tetapi isinya cukup jelas.

Kepada pembaca diharapkan dapat mengambil inti dari uraian yang cukup panjang sebanyak 260 halaman dalam buku tersebut, bahkan diajarkan bagaimana shalat khusyu, sejak persiapan dari takbir sampai salam, dengan harapan diperoleh manfaat sesuai yang diharapkan penulisnya.

"Sungguh beruntunglah mereka  yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya". Q.s. Al Mukminun, 23 ayat 1-2.

Dengan melaksanakan sholat secara khusyu' mudah-mudahan perbedaan pendapat tidak lagi menjadi pemicu permusuhan, akan tetapi menjadi rahmat.

Karena di dalam sholat khusyu Allah akan menyambut dengan gembira dan memberikan ilham yang dibutuhkan sebagai respons diterimanya sholat dan akan menghasilkan ilham ketaqwaan. "inna shalaata tanha 'anil fahsya i wal munkar".

Akhirul kalam,  buku "Menghadirkan Sholat Sebagai Kebutuhan hidup"  mudah-mudahan menjadi amal shaleh bagi penulisnya dan dicatat di sisi Allah Swt untuk memperoleh balasan yang layak. Amin.

Bagi yang berminat untuk membeli buku "Menghadirkan Shalat Sebagai Kebutuhan Hidup" bisa hubungi Sdr. VERRI JP, sekarang juga di  WA NO. 08111494599.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar